Asteroid Besar Ancam Bumi, Indonesia Tak Punya Roket Penghancur
Asteroid Besar Ancam Bumi, Indonesia Tak Punya Roket Penghancur
Setiap benda antariksa yang jatuh, tak selalu mengundang bahaya bagi kehidupan di Bumi. Walaupun sesungguhnya tersedia benda-benda jatuh yang mengundang potensi bahaya dari skala regional, nasional, maupun global.
FS88BET
Benda antariksa yang jatuh ke Bumi sanggup bersifat buatan layaknya satelit dan komponennya, atau bersifat alami layaknya meteor, komet, atau asteroid.
Rhorom, Peneliti Pusat Sains Antariksa dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Pussainsa LAPAN), menyebutkan bahwa terkecuali benda antariksa alami layaknya meteor yang jatuh bersama dengan ukuran 1 meter, tidak miliki ancaman apa-pun bagi
Bumi.
Namun, terkecuali asteroid bersama dengan ukuran di atas 10 meter, atau standar internasionalnya berukuran 140 meter, pasti itu sudah berbahaya dan mengancam kehidupan.
Rhorom mencontohkan, kepunahan dinosaurus dipercaya sebab jatuhnya asteroid yang terlampau besar. Bukan berarti asteroid itu menimpa langsung dinosaurus hingga punah, tapi dampak international yang ditimbulkan akibat jatuhnya asteroid tersebut.
“Terjadi pergantian iklim yang sebabkan pendinginan international dan sebabkan kepunahan dinosaurus,” jelasnya, pas Live Instagram yang dilakukan Pussainsa LAPAN, Rabu (17/2/2021).
Di masa pas ini, untuk mencegah asteroid besar jatuh ke Bumi , manusia sanggup menembakan misil balistik untuk menghancurkan asteroid tersebur apalagi sebelum akan hingga ke atmosfer Bumi.
Sayangnya, Rhorom mengaku Indonesia belum miliki teknologi layaknya itu. Misil balistik yang dimiliki Indonesia belum sanggup meluncur hingga ke luar angkasa.
Dengan begitu, Indonesia terlampau terlampau mengandalkan kolaborasi internasional. Pemantauan yang dilakukan pun masih secara internasional, untuk mencari info dan update terkecuali terlihat potensi layaknya itu.
Artinya, terkecuali suatu pas tersedia asteroid besar berpotensi jatuh di Indonesia, pemerintah bakal meminta tolong dan mendesak negara-negara lain yang sudah miliki roket yang mempuni untuk meluncurkan misil balistik ke asteroid tersebut.
“Kita sanggup bantu perlindungan moral dan material. Tapi teknologi kami belum miliki proteksi untuk bencana semacam ini,” jadi Rhorom.
Kendati demikian, wajib digaris bawahi, bahwa perihal jatuhnya asteroid besar semacam ini terlampau jarang terjadi. Artinya tidak wajib terlampau dikhawatirkan.
“Mungkin sekali dalam sekian ratus abad,” kata Rhorom, mengingatkan.
Di segi lain, hingga pas ini Indonesia belum menambahkan kontribusi apa-pun dalam observasi pemantauan luar angkasa secara internasional. Namun, entitas astronomi di Indonesia tengah menuju ke sana.
“Kalau kalau tersedia asteroid melalui yang belum dikenali, diinginkan sanggup kami amati pernah dan diprediksi,” tandas Rhorom.